Pilih Raize atau WRV? Ini Review Based Experience Pribadi

Hampir sebulan setelah mencoba WR-V, dibandingkan dengan Raize yang sudah saya pakai 2 tahun. Kondisi WR-V dan Raize sama-sama full standar ya. Tipenya pun mirip, Raize GR 1.0T CVT non-TSS dan WR-V RS CVT non-HS (keduanya tipe teratas tanpa sensing).

Untuk eksterior sih selera. Chrome di Raize hanya terletak di door handle, sedangkan chrome pada WR-V hanya terletak di grill. Ground clearance mirip. Velg sama-sama ring 17, WR-V finishingnya two-tone, Raize single tone.

Interior WR-V berkesan “sporty” dengan stitching merah di dashboard, di stir, dan di jok kulitnya. Raize terkesan lebih kalem. Kualitas kulit di doortrim dan jok WR-V menurut saya lebih premium daripada doortrim dan jok Raize. Stir di WR-V lebih nyaman digenggam karena balutan kulitnya yg agak tebal dan empuk. Rattle di Raize lebih heboh daripada di WR-V. Namun, center console terasa lebih solid di Raize, di WR-V berasa “benyek” ketika dijadikan senderan paha kiri. Jok di Raize terasa lebih nyaman; lebih empuk dan lebih menopang paha dibandingkan dengan jok pada WR-V.

Untuk layout dashboard, menurut saya 11-12 tergantung selera. Yang menggangu di WR-V adalah head unitnya yang kesannya “murah dan tempelan” dibandingkan dengan Raize yang terlihat lebih besar dan menyatu dengan keseluruhan design dashboard. Walaupun secara fitur menang si WR-V (Android Auto, Apple Carplay). AC sama sama sudah digital, tapi WR-V lebih unggul karena sudah ada arah pengaturan semburan (Toyota pelit banget masalah ini, lumayan terpakai jika sering nyetir menggunakan sepatu menurut saya).

Speedometer di Raize sudah full digital dibandingkan dengan WR-V yg masih analog dengan MID monokrom. Untuk fitur di MID mirip-mirip saja. Cupholder di Raize terletak di depan kisi-kisi AC, lumayan untuk menjaga minuman tetap dingin, sedangkan cupholder di WR-V terletak di console tengah bagian depan.

Kekedapan kabin, berdasarkan kuping saya lebih kedap kabin WR-V sedikit, tidak banyak. Hanya saja yang sangat mengganggu di WR-V adalah road noisenya. Road noise di WR-V sangat terasa, apalagi jika di jalan tol beton. Mungkin ada pengaruh dari ban juga disini (Turanza T005A di WR-V dibandingkan dengan Enasave di Raize).

Driving position, mobil ini keduanya stirnya sudah bisa tilt namun belum bisa teleskopik. Posisi jok WR-V lebih tinggi dibandingkan posisi jok Raize, bahkan pada posisi jok paling rendah. Cukup mengganggu buat saya (badan gede 🤣 TB183cm BB1kwintal). Sunvisor di WRV ketika dibuka menghalangi hampir setengah pandangan ke depan. Untuk joknya, lebih nyaman Raize. Lebih empuk dan menopang hingga ke paha bagian depan. Arm rest posisinya kurang lebih sama, sama-sama nyaman.

Luas kabin, untuk row pertama dan kedua terasa lebih lega di Raize dibandingkan dengan WR-V. Namun, bagasi lebih lega di WR-V. Jok sama-sama bisa dilipat, namun lebih rata di Raize. Yang agak mengganjal buat saya, bibir bagasi WR-V agak tinggi. Untuk memasukan-mengeluarkan barang lebih mudah di Raize karena bibir bagasinya rendah.

parameters: HasGainMap=false FrameCount=12 CameraID=0 Sat=0.00 Shadows=0.00 Sharp=0.00 Denoise=0.00 FocalL=0.00 Version=AGC8.8 V8.0

Suspensi pada WR-V lebih stiff dibandingkan dengan Raize. Stiff, tapi tidak terasa terlalu keras. Untuk Raize, suspensinya empuk tapi malah terasa limbung. Apalagi ketika melewati speedtrap, bagian belakang mobil terasa ngebuang.

Untuk mesin, terasa lebih powerful Raize. Apalagi ketika menyalakan power mode, pijakan gas terasa lebih responsif. Ditambah lagi dengan manual mode, perpindahan giginya terasa lebih agresif. Di WR-V hanya ada mode S dan L, tidak ada mode manual. Untuk getaran mesin, memang lebih halus WR-V. Mesin 4 silinder pada WR-V dibandingkan dengan mesin 3 silinder pada Raize lebih minim getarannya. Sebenarnya di Raize getarannya terasa ketika sedang idle atau macet-macetan saja, ketika sudah jalan, getarannya tidak terasa. Namun, getaran pada Raize tidak separah Agya/Ayla.

Fuel consumption, saya menggunakan mobil ini tiap hari ±25km PP (Serpong-Tangerang Kota). Traffic tidak terlalu padat, namun tidak terlalu lancar juga. Berdasarkan MID, WR-V memperoleh 1:13,2km/l, sedangkan Raize memperoleh 1:14,1km/l. Saya berkendara tidak diirit-iritin, namun tidak agresif juga. Normal saja. Ini fuel consumption by MID ya, saya belum sempat nyoba metode full-to-full, intinya sama-sama irit, terpaut sedikit saja lebih irit Raize.

Fitur-fitur tambahan, WR-V ada walk away auto lock dan remote engine start. Raize ada auto headlamp dan lampu kaki.

Kesimpulan, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan tersendiri. Harganya pun mirip (sebelum diskon), terpaut lebih mahal WR-V sedikit saja. Saya sendiri jujur bingung kalau disuruh milih 😂

Kesimpulan Pribadi

Design
Raize < WR-V (Grill chrome di WR-V menurut saya terlalu over)

Driving position
Raize > WRV (buat saya yg TB18cm BB1kwintal, duduk di Raize lebih manusiawi. Posisi kursi lebih rendah dari WR-V, dan terasa lebih lega)

Suspensi:
Raize < WR-V (Raize empuk in a bad way, keempukan. Lebih pilih WR-V yang stiff)

Kenyamanan
Raize > WR-V (Jok lebih empuk, lebih menopang paha. Kabin terasa lebih luas)

Kualitas interior
Raize < WR-V (kulit WR-V terasa lebih premium, rattle di dashboard dan interior minim dibanding Raize)

Mesin
Raize > WR-V (lebih bertenaga, ada manual mode, walaupun getarannya terasa dibanding WR-V)

Kompartemen penyimpanan
Raize = WR-V (sama saja, ukuran dashboard mirip, ukuran laci center consolenya mirip, ukuran door pocketnya mirip)

Fitur
Raize < WR-V (WR-V ada walk away auto lock dan remote start engine, lumayan terpakai kalau mau masuk mobil langsung adem. Ditambah lagi ada Apple Carplay dan Android Auto)

Bagasi
Raize > WR-V (bibir bagasi Raize lebih rendah, masuk-keluar barang lebih mudah bisa di seret. Jok dilipat lebih rata di Raize)

Fuel Consumption
Raize > WR-V (terpaut sangat sedikit, belum dicoba untuk keluar kota, belum bisa dijadikan acuan pasti karena belum coba full-to-full)

Oiya, untuk Raize ada FREE jasa dan sparepart servis selama 2 tahun. Untuk WR-V harus nambah biaya “paket service” lagi.

Sekian review abal-abal saya, maaf kalau ada salah kata. Kedepannya mungkin bakal update mengenai fuel consumption keduanya kalau dipakai macet-macetan karena akan dipakai adik untuk keperluan ganjil-genap setiap hari Tangerang-Jakpus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *